Apa Itu Asok Tukon? Memahami Tradisi Pemberian dalam Budaya Jawa

Memahami Asok Tukon

Kebetulan saya bertempat tinggal di Jogja yang masih melestarikan adat istiadat setempat saat proses pernikahan. Di tengah melaksanakan pernikahan, terdapat satu istilah yang sering muncul namun belum banyak yang tahu.

Istilah tersebut merujuk pada kata “asok tukon” sebutan lainnya seperti “pasok tukon” sama aja pada intinya. Meski terdengar sederhana sebagai bentuk pemberian, asok tukon menyimpan nilai sosial, budaya, dan simbolik yang mendalam.

Mungkin kamu juga salah satu orang yang sama seperti saya, di mana perlu melewati prosesi asok tukon ini sebelum melaksanakan ijab qobul. Lantas, apa itu? Dan apakah sesakral itu? Yuk cari tau!

Pengertian Asok Tukon

Secara etimologis, “asok” berarti memberi, dan “tukon” berarti membeli. Namun, dalam konteks budaya Jawa, asok tukon tidak dimaknai secara harfiah sebagai proses membeli mempelai wanita.

Istilah ini merujuk pada sebuah bentuk pemberian dari pihak keluarga pria kepada keluarga wanita dalam rangka pernikahan yang merupakan bagian dari tata cara adat.

Asok tukon sering kali disamakan dengan mahar atau seserahan, namun ketiganya memiliki fungsi dan konteks yang berbeda. Asok tukon lebih bersifat adat-istiadat, bukan syariat agama.

Hal inilah yang menjadi penanda formal bahwa pihak pria siap “menebus” tanggung jawab atas wanita yang akan dinikahinya. Tanggungjawab dalam hal lahir dan batin ya.

Artikel Terkait: Contoh Kata-kata Ucapan untuk Kartu Kado Pernikahan

Fungsi dan Makna Asok Tukon

Asok tukon memiliki beberapa fungsi penting, baik dari segi adat, simbolik, maupun sosial:

1. Simbol Tanggung Jawab

Asok tukon menunjukkan bahwa mempelai pria telah siap bertanggung jawab secara lahir batin terhadap mempelai wanita, termasuk dalam urusan ekonomi dan sosial.

Kesanggupan ini berawal daripada prosesi pasok tukon. Calon pengantin pria wajib menyiapkan ini semua, termasuk saya yang sebentar lagi melaksanakan.

2. Penghormatan kepada Keluarga Wanita

Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dari keluarga pria terhadap keluarga wanita yang telah membesarkan dan merawat anak perempuannya hingga dewasa.

Jika asok tukon tidak dilakukan, maka keluarga pria akan dianggap tidak sopan kepada keluarga wanita. Tapi ini tergantung kondisi dari kedua mempelai dan keluarga masing-masing.

3. Mengikat Secara Adat

Meskipun tidak mengikat secara hukum negara, asok tukon mempererat tali antara dua keluarga secara adat dan kultural. Bahkan bisa menjaga dan melestarikan budaya Jawa.

4. Bagian dari Simbol Kesepakatan Sosial

Selalu diingat ya, khususnya di desa saya, pernikahan itu bukan serta merta ikatan dua insan yang saling menyatu. Tetapi dua keluarga yang saling menyatu dan menyambung tali silaturahmi. Asok tukon menjadi salah satu pernyataan simbolik atas penyatuan tersebut.

Bentuk dan Isi Asok Tukon

Isi dari asok tukon dapat bervariasi tergantung kesepakatan kedua belah pihak dan kondisi sosial ekonomi. Namun umumnya terdiri dari:

Jenis BarangMakna atau Fungsi
Uang (tunai)Simbol kesiapan finansial
Kain batik atau kebayaMelambangkan keanggunan dan keluhuran budaya
Perhiasan (emas, cincin)Simbol kemakmuran dan janji
Makanan tradisionalUngkapan syukur dan harapan akan kehidupan sejahtera
Perlengkapan rumah tanggaSimbol kesiapan membangun rumah tangga

Kadang juga disesuaikan secara modern, misalnya dalam bentuk tabungan, alat elektronik, atau logam mulia, tergantung kesepakatan keluarga.

Proses Penyerahan Asok Tukon dalam Adat Pernikahan

Sekarang saya akan menjabarkan proses atau alur penyerahannya seperti apa biar kamu bisa memberitahu MC pernikahan dengan baik.

1. Waktu Penyerahan

Asok tukon biasanya diserahkan pada saat upacara midodareni, yakni satu malam sebelum akad nikah. Namun, bisa juga dilakukan bersamaan dengan prosesi lamaran atau pada hari pernikahan tergantung adat masing-masing daerah di Jawa.

Kalau kamu memilih pada saat hari pernikahan, sebaiknya lakukan prosesi asok tukon ini sebelum akad berlangsung. Tapi ini kondisional ya, artinya boleh sebelum maupun sesudah.

2. Tata Cara Penyerahan dan Siapa Saja yang Terlibat

  • Pihak keluarga pria datang ke rumah mempelai wanita.
  • Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh orang tua atau perwakilan keluarga pria kepada keluarga wanita.
  • Kadang disertai dengan ucapan adat, doa, dan sesajen sebagai bentuk sakralisasi acara.

Namun itu buat pasok tukon satu hari sebelum hari H, kalau hari H begini tata caranya;

  • Pihak keluarga pria datang ke tempat pernikahan (Gedung, rumah, dll).
  • Penyerahan simbolis oleh orang tua atau perwakilan keluarga pria.
  • Duduk sambil mendengarkan penyerahan dari pihak pria dan penerimaan dari pihak wanit (Perwakilan)
  • Mendengarkan doa (Biasanya MC atau keluarga wanita membawa ustadz).
  • Selesai, keluarga pria tinggal menunggu acara akad nikah dan ijab qobulnya.

3. Nilai Simbolis

  • Menyerahkan tanggung jawab: menunjukkan bahwa kini tanggung jawab atas anak perempuan beralih dari orang tua kepada suami.
  • Menghargai proses hidup: sebagai pengakuan bahwa mempelai wanita telah melalui proses panjang dalam keluarga asalnya dan siap membangun keluarga baru.

Perbedaan Asok Tukon dengan Mahar atau Seserahan

Untuk memperjelas perbedaan antara ketiga istilah yang seringkali disalahartikan, berikut informasi perbandingannya:

AspekAsok TukonMahar (Mas Kawin)Seserahan
SumberBudaya/adat JawaHukum Islam (syariat)Tradisi (lebih fleksibel)
PenerimaKeluarga mempelai wanitaMempelai wanita secara langsungMempelai wanita
Waktu PemberianSaat midodareni / sebelum akadSaat akad nikahSaat prosesi lamaran / pernikahan
IsiUang, kain, makanan, simbolikUang, emas, atau benda bernilaiPerlengkapan pribadi, sandang pangan
FungsiAdat simbolik penyatuan keluargaSyarat sah pernikahan dalam IslamBentuk kesiapan pria & tanda cinta

Pelestarian dan Perubahan Tradisi Asok Tukon di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, tradisi asok tukon mengalami transformasi:

1. Modernisasi Bentuk

Alih-alih membawa peralatan tradisional, kini asok tukon bisa berbentuk tabungan, deposito, saham, bahkan sertifikat tanah, yang mencerminkan keseriusan dan kemampuan finansial mempelai pria.

2. Penyesuaian Sosial Ekonomi

Nilai dan bentuk asok tukon kini lebih fleksibel. Keluarga cenderung menyesuaikan dengan kemampuan tanpa harus memaksakan jumlah atau barang yang mahal.

3. Peran Generasi Muda

Beberapa pasangan muda justru tidak lagi menjalankan tradisi ini secara formal, meski tetap menghormatinya secara simbolis. Di sisi lain, banyak juga pasangan yang sengaja menghidupkan kembali tradisi sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya leluhur.

4. Dukungan Komunitas Adat

Beberapa komunitas adat dan pegiat budaya mulai melakukan dokumentasi dan revitalisasi upacara-upacara adat seperti asok tukon agar tidak hilang ditelan zaman.

Ayo Rayakan Pernikahanmu dengan Undangan Digital Elegan dari Rabiyuk!

Sudah paham tentang tradisi asok tukon? Kini saatnya melanjutkan nilai-nilai budaya itu ke dalam pernikahan modern yang berkesan.

Jadikan momen sakralmu lebih bermakna dengan undangan digital elegan dari Rabiyuk.

  • Klik sekarang dan buat undangan digital yang memukau di Rabiyuk.com
  • Atau hubungi kami langsung di 0896-7425-6043

Tinggalkan Komentar